Mungkin Anda berpikir bahwa semua aktiva yang dimiliki perusahaan merupakan aset yang memberikan keuntungan, padahal tidak semua jenis aktiva dapat mendatangkan keuntungan. Ada jenis aktiva non-produktif yang dari namanya saja tidak produktif atau tidak dapat menghasilkan keuntungan dan termasuk ke dalam liabilitas perusahaan.
Aktiva Non Produktif adalah aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau lembaga keuangan tetapi tidak menghasilkan pendapatan atau manfaat ekonomi secara langsung. Aktiva ini tidak digunakan dalam operasional utama perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Salah satu bagian dari aktiva non-produktif yaitu agunan yang dikuasai bank. Jenis-jenis lainnya diantaranya sebagai berikut:
Kredit Macet (Non-Performing Loan/NPL)
Kredit yang gagal bayar atau memiliki tunggakan lebih dari 90 hari.
Aset Tetap yang Tidak Digunakan
Tanah, gedung, atau peralatan yang tidak dipakai dalam kegiatan operasional. Berupa properti terbengkalai atau aset yang belum dimanfaatkan.
Piutang Tak Tertagih
Tagihan kepada pelanggan atau pihak lain yang sulit atau tidak bisa ditagih. Biasanya terjadi akibat kebangkrutan atau ketidakmampuan debitur membayar.
Persediaan Usang atau Tidak Laku
Stok barang yang sudah melewati masa pakai, rusak, atau tidak memiliki nilai jual. Dapat terjadi akibat perubahan tren pasar atau inovasi produk baru.
Investasi Tidak Menguntungkan
Saham, obligasi, atau bentuk investasi lain yang nilainya menurun atau tidak menghasilkan keuntungan. Termasuk investasi yang tidak memiliki prospek cerah di masa depan.
Aset Sengketa atau Bermasalah
Aset yang kepemilikannya masih dalam proses hukum atau terkena pembekuan. Tidak bisa dimanfaatkan hingga permasalahan hukum selesai.
Dalam beberapa case aktiva non-produktif sering dikaitkan dengan risiko keuangan, karena dapat menghambat likuiditas dan efisiensi aset perusahaan. Oleh karena itu, manajemen perusahaan biasanya berusaha untuk meminimalkan jumlah aktiva non-produktif agar aset yang dimiliki dapat memberikan manfaat ekonomi secara maksimal dan tidak menjadi beban di kemudian hari.
****