Manajemen aset merupakan salah satu elemen penting dalam pengelolaan perusahaan. Proses pengelolaannya dilakukan secara efektif dan efisien dan mencakup berbagai kegiatan seperti perencanaan terhadap kebutuhan aset, identifikasi biaya dan manfaatnya, inventarisasi, audit, dan evaluasi aset secara berkala. Dengan pengelolaan manajemen aset yang baik, perusahaan dapat mencegah penurunan nilai aset, pemborosan penggunaan aset dan dana, serta menambah pemasukan uang kas.
Selain itu tujuan utama dari pengelolaan asset management bervariasi diantaranya meningkatkan nilai aset untuk mencapai hasil terbaik, baik dari segi keuntungan finansial maupun kinerja. Mengoptimalkan biaya dengan mengurangi pengeluaran yang tidak diperlukan melalui pemeliharaan preventif, perencanaan strategis, dan penggunaan aset yang efisien. Mengelola risiko dengan cara memonitor risiko yang dapat mempengaruhi nilai aset dan menerapkan strategi mitigasi. Tujuan lainnya yaitu perencanaan jangka panjang dengan memastikan aset yang dikelola tetap produktif dan bernilai jangka panjang.
Adapun tipe-tipe aset perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan secara umum diantaranya sebagai berikut:
Aset Lancar (Current Assets)
Aset yang dapat dikonversikan menjadi uang tunai atau digunakan dalam kegiatan operasional bisnis dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan. Contohnya adalah kas dan setara kas yang merupakan uang tunai yang tersedia serta setara kas seperti deposito atau cek yang dapat segera dicairkan. Piutang usaha (accounts receivable) piutang yang merupakan aset dari penjualan barang atau jasa kepada pelanggan yang belum dibayar. Persediaan (inventory) merupakan barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam operasi normal bisnis, termasuk bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Saham atau surat berharga (marketable securities) merupakan aset yang berasal dari investasi jangka pendek yang dapat dijual di pasar seperti saham atau obligasi.
Aset Tetap (Fixed Assets)
Aset berwujud yang memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun dan digunakan dalam operasional bisnis. Contohnya adalah tanah dan bangunan dari properti fisik yang dimiliki oleh perusahaan, mesin dan peralatan produksi kantor yang digunakan dalam kegiatan operasional. Kendaraan yang digunakan untuk keperluan operasional perusahaan.
Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets)
Aset yang tidak memiliki bentuk fisik tetapi memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan. Misalkan hak paten eksklusif untuk membuat, menggunakan, atau menjual suatu penemuan, merek dagang (trademark) suatu identitas merek yang memberikan pengakuan dan keunikan bagi produk atau layanan, hak cipta (copyright) yang merupakan hak eksklusif atas karya seni, literatur, atau ciptaan lain yang asli. Goodwill bagian dari aset tidak berwujud berupa nilai lebih yang timbul saat perusahaan membeli perusahaan lain dengan harga lebih tinggi dari nilai wajar aset bersihnya.
Aset Keuangan (Financial Assets)
Aset yang berupa hak kontraktual untuk menerima arus kas atau pertukaran instrumen keuangan dengan pihak lain. Contohnya investasi pada kepemilikan saham di perusahaan lain. Obligasi yang merupakan investasi berupa surat utang yang diterbitkan oleh entitas lain. Derivatif merupakan bagian dari aset keuangan terhadap instrumen keuangan yang nilainya bergantung pada harga aset dasar seperti saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang (currency) dan instrumen keuangan lainnya.
Aset Lain-lain (Other Assets)
Aset yang tidak termasuk dalam kategori yang sudah dijelaskan di atas seperti aset pajak tangguhan (deferred tax assets) yang merupakan jumlah pajak yang dapat digunakan untuk mengurangi pajak masa depan yang disebabkan oleh perbedaan waktu antara pengakuan akuntansi dan pajak. Biaya dibayar di muka (prepaid expenses) yaitu pembayaran yang dilakukan sebelum penerimaan barang atau jasa, seperti asuransi yang dibayar di muka.
Aset Tidak Lancar (Non-Current Assets)
Aset yang tidak dapat dikonversi menjadi uang tunai atau digunakan dalam kegiatan operasional dalam waktu satu tahun. Contohnya investasi jangka panjang yang tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat, seperti saham perusahaan afiliasi.
Masing-masing aset ini berfungsi mendukung operasional perusahaan, meningkatkan keuntungan, dan menjaga stabilitas keuangan jangka panjang. Untuk itu secara pengelolaannya harus dilakukan secara tepat agar dapat bernilai di kemudian harinya.
****