Mengatasi Tantangan Krisis Manajemen Dalam Mengelola Organisasi




Manajemen memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan suatu organisasi. Dengan manajemen yang baik, organisasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan efektif dalam mencapai tujuan. Namun, terkadang suatu organisasi mengalami krisis yang dapat mengancam keberlangsungan dan kesuksesannya. Krisis manajemen dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti perubahan lingkungan, kebijakan yang kurang efektif, maupun kesalahan internal organisasi.

Menurut Powell (2005), krisis adalah kejadian yang tidak diharapkan, berdampak dramatis, kadang belum pernah terjadi sebelumnya yang mendorong organisasi kepada suatu kekacauan (chaos) dan dapat menghancurkan organisasi tersebut tanpa adanya tindakan nyata. Menurut Fink (1986), krisis adalah keadaan yang tidak stabil dimana perubahan yang cukup menentukan mengancam, baik perubahan yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan akan memberikan hasil yang lebih baik.

Krisis manajemen dapat diartikan sebagai situasi yang kompleks dan sulit yang dihadapi oleh manajer dalam mengelola organisasi. Situasi ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan gangguan dalam berbagai aspek organisasi, seperti keuangan, sumber daya manusia, produksi, dan hubungan dengan stakeholders. Krisis manajemen dapat terjadi di berbagai jenis organisasi, baik itu perusahaan, lembaga pemerintahan, maupun organisasi non-profit.

Salah satu bentuk krisis manajemen yang sering terjadi adalah krisis keuangan. Akibat dari kebijakan yang kurang tepat atau perubahan dalam lingkungan ekonomi, organisasi dapat mengalami masalah keuangan yang serius. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kinerja organisasi, penurunan kepercayaan dari stakeholders, hingga kemungkinan bangkrut. Selain itu, krisis manajemen juga dapat terjadi dalam hal sumber daya manusia seperti konflik antara manajemen dan karyawan, kekurangan tenaga kerja, atau masalah lain yang berkaitan dengan sumber daya manusia dapat mengganggu stabilitas organisasi dan menurunkan produktivitas. Menurut para ahli definisi krisis manajemen terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya sebagai berikut:

Menurut Morissan (2008), berdasarkan waktunya krisis dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

Krisis yang bersifat segera (immediate crises) 
Tipe krisis yang paling ditakuti karena terjadi tiba-tiba, tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak ada waktu untuk melakukan riset dan perencanaan. Krisis jenis ini membutuhkan konsensus terlebih dahulu pada level manajemen puncak untuk mempersiapkan rencana umum (general plan) mengenai bagaimana bereaksi jika terjadi krisis yang bersifat segera agar tidak menimbulkan kebingungan, konflik, dan penundaan dalam menangani krisis yang muncul.

Krisis baru muncul (emerging crises) 
Tipe krisis ini masih memungkinkan praktisi public relations untuk melakukan penelitian dan perencanaan terlebih dahulu, namun krisis dapat meledak jika terlalu lama tidak ditangani. Tantangan bagi public relations jika terjadi krisis jenis ini adalah meyakinkan manajemen puncak untuk mengambil tindakan perbaikan sebelum krisis mencapai tahapan krisis.

Krisis bertahan (sustained crisis)
Tipe krisis ini adalah krisis yang tetap muncul selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun walaupun telah dilakukan upaya terbaik oleh pihak manajemen perusahaan atau organisasi untuk mengatasinya.

Menurut Nova (2011), berdasarkan kategori bisnis, krisis dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

Krisis keuangan
Krisis yang terjadi karena perusahaan mempunyai masalah likuiditas jangka pendek yang kemungkinan pailit di masa datang. Contohnya pada krisis keuangan di Amerika Serikat yang membuat banyak perusahaan bangkrut.

Krisis public relations 
Sering disebut sebagai krisis komunikasi, hal ini terjadi karena pemberitaan negatif yang kemudian berimbas buruk pada bisnis perusahaan. Pemberitaan di media atau isu yang beredar bisa saja benar atau mungkin saja tidak, tetapi berpotensi mempengaruhi citra seseorang atau perusahaan.

Krisis strategi
Krisis strategi terjadi pada perusahaan dalam lingkungan bisnis yang mengakibatkan kelangsungan hidup perusahaan menjadi terganggu. Perusahaan sebaiknya selalu memiliki rencana dalam menghadapi krisis dan menghindari keputusan yang justru akan membuat perusahaan terperosok lebih jauh dalam krisis.

Dalam mengatasi krisis manajemen, seorang kepala pimpinan maupun manajer tim perlu memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik dalam manajemen krisis. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis manajemen antara lain:

Meneliti dan analisis situasi
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan analisis situasi secara menyeluruh. Manajer perlu memahami penyebab krisis, dampak yang ditimbulkan, dan potensi risiko yang akan dihadapi. Dengan memahami situasi secara mendalam, manajer dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mengatasi krisis.

Komunikasi yang efektif 
Komunikasi yang efektif adalah kunci dalam mengatasi krisis manajemen. Manajer perlu memastikan bahwa semua pihak terlibat dalam organisasi, seperti karyawan, pemegang saham, dan pelanggan, mendapatkan informasi yang akurat dan jelas mengenai situasi yang sedang dihadapi. Hal ini akan membantu untuk menghindari kesalahpahaman dan membangun kepercayaan dari para stakeholders.

Identifikasi solusi yang tepat 
Setelah menganalisis situasi dan memastikan komunikasi yang efektif, manajer perlu mencari solusi yang tepat untuk mengatasi krisis. Solusi yang dipilih harus dapat meminimalkan dampak buruk yang ditimbulkan oleh krisis dan sesuai dengan tujuan organisasi. Manajer juga perlu mempertimbangkan berbagai aspek, seperti keuangan, sumber daya manusia, dan reputasi organisasi, dalam memilih solusi yang tepat.

Implementasi solusi 
Setelah memilih solusi yang tepat, seluruh tim perlu melakukan implementasi dengan segera. Hal ini penting untuk menghindari memperburuk situasi dan meminimalkan kerugian yang ditimbulkan oleh krisis. Selain itu, manajer juga perlu memastikan bahwa solusi yang dipilih dapat dilaksanakan dengan baik oleh seluruh anggota organisasi.

Evaluasi dan perbaikan 
Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi dan perbaikan. Setelah krisis berhasil diatasi, manajer perlu mengevaluasi proses penanganan krisis dan mencari cara untuk mencegah krisis serupa terjadi di masa depan. Hal ini penting untuk meningkatkan kekuatan organisasi dalam menghadapi tantangan yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Krisis manajemen dapat menjadi ujian bagi para pimpinan dalam mengelola organisasi. Namun, dengan kemampuan dan keterampilan yang tepat, krisis dapat diatasi dan organisasi dapat pulih kembali. Selain itu, organisasi juga dapat belajar dari pengalaman krisis dan meningkatkan kekuatan untuk menghadapi tantangan yang mungkin terjadi di masa depan. Dengan demikian, krisis manajemen dapat dijadikan sebagai momentum untuk meningkatkan kinerja dan kesuksesan organisasi.


****